ULTRAS di Indonesia

>> Fokus

THE JAK (PERSIJA Jakarta) - VIKING (PERSIB Bandung)


Saya mencoba untuk
menelusuri tentang dua berometer fans Ultras di Indonesia, yaitu Viking dan Jakmania. Perseteruan Viking dan Jakmania seakan telah menjadi legenda di persebakbolaan tanah air.Mungkin seakan sudah di takdirkan, kedua kelompok suporter ini memang sangat sulit untuk akur satu sama lain. Yel-yel ejekan bagi masing-masing kelompok suporter ini pun senantiasa membahana di kandang masing-masing tim kesayangan. Hal ini bahkan tak meandang apapun lawan mereka.

Di sisi lain, deretan kejadian sikap anarkis antara satu dan lainnya pun kerap terjadi. Hampir tiap Liga Indonesia bergulir, kejadian demi kejadian yang mencoreng persebakbolaan kerap terjadi. Baik di Jakarta maupun Bandung, Viking dan Jakmania masih sulit untuk disatukan. Akibatnya, pertandingan Persib melawan Persija kerap menjadi partai neraka, baik bagi pemain maupun suporter tamu.Bahkan Izin dari kepolisian sangat sulit sekali di turunkan menjelang partai ini.

Agum Gumelar, saat masih menjadi Ketua Umum PSSI, pernah angkat bicara."Saya menyesalkan pertikaian ini masih terus terjadi. Seharusnya masing-masing pihak saling mengerti dan memahami," katanya. Namun ya tetap saja, kedua kelompok 'Ultras' ini sangat sulit sekali untuk akur.


Imbauan ini pun mendapat sambutan positif. Selang beberapa waktu, acara silaturahmi antara kedua perkumpulan suporter itu pun digelar. Ketua Jakmania ketika itu, T. Ferry Indrasjarif hadir dalam pertemuan tersebut. Menyusul kemudian rombongan dari Viking dipimpin ketuanya Herru Joko. Sayang, pertemuan yang digagas pengurus Perib dan Persija itu gagal. Perselisihan pun terus bergulir. Aksi saling membalas kembali berulang.

Mencari siapa yang salah tentu tidak lagi relevan saat ini. Terlebih, kedua kubu sama-sama sudah merasakan kerugian. Viking tidak bisa menyaksikan pertandingan Persib di Jakarta. Sebaliknya, Jakmania juga harus puas mendoakan Persija dari jauh saat bertarung di Stadion Siliwangi.

Korban pun telah berjatuhan. Di sisi lain, pemain kedua tim senantiasa merasa waswas saat jelang laga di kandang lawan. Pengakuan suporter bahwa aksi kerusuhan yang dilakukan atas dasar rasa fanatisme yang tinggi terhadap klub kesayangannya, jelas salah besar.

Mereka salah mengejawantahkan arti fanatisme jika ujung-ujungnya melahirkan kerusuhan. Ini hanya akan berakhir sebagai fanatisme yang kebablasan. Toh pada akhirnya banyak pihak yang akan dirugikan.


Tapi bagaimanapun inilah 'seni' dari Sepakbola, jika hanya ingin mengenal sepakbola hanya dari apa yang ada di lapangan maka anda salah besar. Sepakbola itu kehidupan bagi para Ultras, bahkan nyawapun akan di relakan demi klub yang di dukungnya. Di Italia contohnya,seperti Juventini,Milanisti dengan Interisti Atau Laziale dengan Romanisti sperti sudah seteru abadi di sana. Sekali lagi saya katakan bahwa INILAH 'SENI' DARI SEPAKBOLA.

You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "ULTRAS di Indonesia"

Posting Komentar

silahkan komentar disini...

Powered by Blogger